Isyarat Dovish Ala Jerome Powell, Apa Saja Dampaknya Pada Pasar Kripto?

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

– Ketua The Fed, Jerome Powell baru saja menyampaikan pidato nan mengisyaratkan kemungkinan adanya pemangkasan suku kembang pada bulan September. Pernyataan ini telah memicu kenaikan nilai saham dan mata duit kripto, terutama Bitcoin dan Ethereum. Pun demikian, altcoin secara keseluruhan juga tengah mempersiapkan diri untuk potensi kenaikan besar.

Melansir dari coingape.com, dalam pidato terbarunya Powell mengisyaratkan bahwa The Fed mungkin bakal memangkas suku kembang pada bulan September. Ini merupakan perubahan sikap nan cukup signifikan, mengingat sebelumnya Powell lebih condong untuk memperkuat pada suku kembang tinggi.

“Pasar tenaga kerja mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Kemungkinan besar tidak bakal menyebabkan inflasi dalam waktu dekat,” ungkap Powell.

Karena itulah, dirinya menyatakan bahwa penurunan suku kembang mungkin diperlukan, meskipun keputusan akhir bakal berjuntai pada info ekonomi mendatang.

Setelah pidato tersebut, pasar saham di Amerika langsung mengalami kenaikan. Indeks-indeks utama seperti Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq mengalami kenaikan. Di sisi lain, pasar mata uang digital juga ikut memberikan respon positif, dengan Bitcoin dan Ethereum mencatatkan lonjakan nilai nan signifikan. Untuk Bitcoin misalnya, telah terjadi kenaikan nyaris mencapai nomor US$ 63.000.

Secara umum, penurunan suku kembang dapat membikin biaya pinjaman lebih murah, nan berfaedah lebih banyak duit berada di pasar. Hal ini biasanya meningkatkan nilai aset berisiko, termasuk kripto.

Baca Juga: Angin Segar dari The Fed Bikin Harga Kripto Melayang ke US$ 64.000

Selain itu, beberapa analis apalagi memperkirakan ada kemungkinan besar bahwa suku kembang bakal dipotong sebesar 25 pedoman poin dalam pertemuan The Fed berikutnya, dan mungkin bisa lebih besar lagi, hingga 50 pedoman poin.

Jika suku kembang memang dipotong pada bulan September, ini bisa akibat besar pada pasar kripto. Selama ini, suku kembang nan tinggi telah membikin investasi pada instrumen finansial nan lebih kondusif seperti Treasury Bills lebih menarik.

Namun, dengan suku kembang nan lebih rendah, penanammodal mungkin bakal mencari pengganti lain nan lebih menguntungkan, seperti aset kripto.

Selain itu, Patrick Hacker nan merupakan Presiden Fed Philladelpia, juga mendukung pandangan Powell dalam wawancara terbarunya. Ia mengatakan, bahwa mungkin sudah saatnya bank sentral mulai menurunkan suku bunga.

“Tapi penurunan ini tidak bisa dilakukan dengan serampangan. Supaya tidak terjadi perubahan nan terlalu mendadak,” ujarnya.

Kendati demikian, tidak semua pihak setuju dengan pandangan optimis. Peter Schiff, seorang kritikus Bitcoin, memperingatkan bahwa pemotongan suku kembang dapat melemahkan nilai dolar AS dan memicu inflasi.

“Penurunan nilai dollar baru-baru ini bisa meningkatkan tekanan inflasi, nan pada akhirnya dapat merugikan ekonomi secara keseluruhan,” kata Schiff.

Saat ini, nilai indeks Dolar AS turun sebesar US$ 0,82 persen menjadi US$ 100.567. Sementara untuk imbal hasil Obligasi 10-tahun Amerika turun 1,01 persen menjadi 3,814 persen. Di sisi lain, nilai Bitcoin mengalami kenaikan lebih dari 4 persen, hingga mencapai nomor US$ 64.000.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Iqbal Maulana

Penulis nan senang mengawasi pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari perihal baru dan berjumpa dengan orang baru.

Selengkapnya
Sumber Crypto Harian
Crypto Harian