Kenapa Harga Bitcoin Turun ke US$56.300 Hari Ini?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Pengaruh kebijakan moneter Jepang mulai mendapatkan perhatian serius dari pelaku pasar, terutama setelah rumor carry trade, ialah praktik meminjam duit dengan suku kembang rendah dari Jepang untuk diinvestasikan ke aset berisiko, kembali mencuat. 

Dengan suku kembang nan mulai mengalami kenaikan, banyak investor, terutama nan mengandalkan leverage dari Jepang, terpaksa melakukan restrukturisasi portofolio mereka. 

Akibatnya, tekanan jual di beragam pasar, termasuk saham dan kripto, semakin meningkat, memicu kekhawatiran lebih lanjut di kalangan penanammodal ritel dan institusional.

Pengumuman Bank Sentral Jepang Memicu Penurunan Pasar Global

Bank Sentral Jepang baru saja mengeluarkan pernyataan krusial nan menegaskan bahwa mereka berencana untuk meningkatkan suku kembang referensi pada bulan ini, asalkan info ekonomi nan dirilis sesuai dengan ekspektasi mereka. 

Kebijakan ini dipandang sebagai upaya untuk menekan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi Jepang. 

Namun, dampaknya terhadap pasar dunia cukup signifikan. Suku kembang nan lebih tinggi berfaedah biaya pinjaman bakal meningkat, terutama untuk utang nan menggunakan kembang floating alias mengambang, nan sangat umum dalam strategi leverage.

Bagi banyak penanammodal dan trader institusional nan memanfaatkan pinjaman dari Jepang untuk mengakuisisi aset berisiko di beragam pasar, kenaikan suku kembang ini menjadi ancaman serius. 

Mereka kudu bayar lebih untuk mempertahankan posisi mereka, alias memilih untuk mencairkan aset agar terhindar dari biaya tambahan. 

Kondisi ini memicu gelombang penjualan di beragam instrumen investasi, mulai dari pasar saham hingga kripto. Pasar saham di seluruh bumi mengalami penurunan signifikan, dengan bursa Jepang dan Amerika Serikat mencatat koreksi tajam setelah pengumuman tersebut. 

Tekanan jual ini menciptakan pengaruh domino nan akhirnya berakibat pada pasar kripto, nan sebelumnya sudah berada dalam kondisi nan cukup rentan.

Bitcoin dan Kripto Lainnya Tertekan, Koreksi Pasar Menguat

Sebagai aset berisiko, Bitcoin tidak luput dari akibat negatif kebijakan Bank Sentral Jepang. Dalam 24 jam terakhir, nilai Bitcoin mengalami koreksi nan signifikan, turun sekitar 4% secara mendadak dan terus bergerak turun. 

Hal ini menjadi sinyal bahwa aset digital ini tetap sangat terpengaruh oleh kebijakan moneter global, terutama nan berasal dari ekonomi besar seperti Jepang. 

Banyak penanammodal nan mulai meragukan pemulihan jangka pendek Bitcoin, terutama dengan info ekonomi Amerika Serikat nan bakal dirilis pada 6 September 2024.

Publikasi info tersebut diperkirakan bakal memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter Amerika, nan tentunya juga bakal mempengaruhi pergerakan Bitcoin dan aset mata uang digital lainnya. 

Grafik Harian BTCUSD

Jika info nan dirilis menunjukkan potensi kenaikan suku kembang di Amerika Serikat, maka tekanan jual kemungkinan bakal semakin meningkat. Dalam skenario terburuk, Bitcoin bisa jatuh hingga $52.000 alias apalagi $50.000 dalam pekan ini, menciptakan pembukaan bulan September nan kurang menguntungkan bagi investor.

Sentimen negatif ini tidak hanya terbatas pada Bitcoin. Kripto lainnya juga terlihat mengikuti jejak Bitcoin, menunjukkan koreksi nan cukup dalam. 

Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar mata uang digital secara keseluruhan sedang berada dalam fase nan kurang menguntungkan, dan kemungkinan besar tren ini bakal bersambung setidaknya hingga beberapa pekan ke depan. 

Investor dan trader mata uang digital perlu lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, dan sangat disarankan untuk memperkuat manajemen akibat mereka, terutama dalam menghadapi volatilitas nan tinggi.

Secara keseluruhan, akibat kebijakan moneter Jepang nan mulai terasa di beragam pasar dunia menunjukkan sungguh eratnya keterkaitan antara pasar finansial dunia dan pasar kripto. 

Bagi penanammodal nan bermain di pasar kripto, situasi ini menuntut kewaspadaan ekstra, terutama dalam menavigasi ketidakpastian nan timbul akibat kebijakan suku kembang nan berubah-ubah di beragam negara.

Sebagai langkah antisipasi, krusial untuk terus memantau perkembangan ekonomi global, serta data-data ekonomi nan bakal dirilis dalam waktu dekat. 

Langkah ini dapat membantu dalam membikin keputusan investasi nan lebih tepat dan menghindari kerugian nan lebih besar di tengah kondisi pasar nan bergejolak.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin nan sudah bergulat di bagian trading dari tahun 2013. Sering menulis tulisan tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.

Selengkapnya
Sumber Crypto Harian
Crypto Harian