– Harga Bitcoin (BTC) mengalami tekanan besar pada Senin (13/1/2025). Dilansir dari cointelegraph.com, penurunan telah terjadi hingga di bawah US$ 90.000 untuk pertama kalinya dalam delapan minggu terakhir.
Sedangkan dalam tujuh hari terakhir, nilai Bitcoin turun sebesar 12,5 persen. Penurunan ini membikin para trader dan penanammodal kehilangan optimisme terhadap pergerakan pasar dalam waktu dekat.
Namun, info pasar kripto menunjukkan bahwa para pemain besar seperti penanammodal institusional dan whale tetap tidak terpengaruh oleh situasi ini.
Pasar Global nan Lesu Bebani Bitcoin
Penurunan nilai Bitcoin dipengaruhi oleh kondisi pasar finansial dunia nan melemah. Indeks S&P 500 misalnya, turun 4,1 persen setelah kandas mempertahankan posisi di atas 6.000 pada 6 Januari lalu.
Laporan info tenaga kerja Amerika nan lebih baik dari perkiraan justru meningkatkan kekhawatiran bahwa The Fed bakal mempertahankan suku kembang tinggi lebih lama dari nan diperkirakan.
Sebagai akibat, imbal hasil obligasi Treasury Amerika 10 tahun mencapai level tertinggi sejak November 2023. Hal ini menandakan bahwa para penanammodal menuntut imbal hasil nan lebih tinggi untuk menutupi resiko inflasi dan perlambatan ekonomi.
Baca Juga: Kenapa Analis Masih Bull Dengan Bitcoin di Tahun 2025?
Di sisi lain, nilai dolar Amerika juga terus menguat, seperti nan terlihat pada indeks DXY. Hal ini menunjukkan bahwa penanammodal lebih memilih aset nan lebih kondusif seperti mata duit tunai dan obligasi jangka pendek.
Setelah itu, ketegangan geopolitik juga memperburuk situasi. Amerika baru saja memperketat hukuman terhadap ekspor minyak mentah Rusia, yagn dapat mengganggu pasokan ke negara besar seperti China dan India.
Harapan nan Tersisa
Namun meski dihantui dengan penurunan level nan lebih dalam, info dari pasar derivatif menunjukkan beberapa tanda optimisme. Kontrak berjangka bulanan Bitcoin misalnya, tetap diperdagangkan dengan premi tahunan sebesar 11 persen, nan berada di atas kisaran normal 5 persen hingga 10 persen.
Selain itu, tingkat pendanaan untuk perjanjian perpetual BTC nan menjadi favorit penanammodal ritel, tetap tetap positif. Ini menunjukkan sentimen pasar nan netral hingga optimis, meskipun ada tekanan jual.
Kendati demikian, minat dari penanammodal institusional menunjukkan tanda-tanda campuran. Dalam dua hari terakhir, ETF Bitcoin di Amerika mencatat arus keluar sebesar US$ 718 juta. Namun sebelumnya, dalam tiga hari berturut-turut, terdapat arus masuk sebesar US$ 1,94 miliar. Perbedaan ini membikin arah pergerakan Bitcoin di kalangan penanammodal institusional tetap susah diprediksi.
Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.