Kenapa Harga Bitcoin Bisa Kembali Ke US$100.000 Lagi?

Sedang Trending 5 hari yang lalu

Data perekonomian Amerika nan baru saja dipublikasikan tadi malam pada pukul 20.30 WIB alias 21.30 WITA menjadi sorotan utama pasar global. 

Setelah berita tersebut dipublikasi, nilai Bitcoin bergerak naik drastis kembali ke wilayah $100,000 dan saat ini tetap memperkuat di atas $98,000. 

Artikel ini bakal membahas mengenai akibat publikasi info inflasi tersebut dan gimana reaksi Bitcoin hingga beberapa hari ke depan.

Publikasi Data Inflasi Amerika 

Tadi malam, info inflasi Amerika Serikat nan mencakup Core Inflation, CPI (Consumer Price Index), serta tingkat inflasi bulanan dan tahunan dipublikasi. 

Core inflation pada pedoman bulanan mengalami kenaikan sebesar 0.2%, nan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0.3%, serta sesuai dengan ekspektasi pasar. 

Pada pedoman tahunan, core inflation turun menjadi 3.2% dari 3.3% sebelumnya. Di sisi lain, headline inflation menunjukkan kenaikan pada pedoman bulanan, meningkat menjadi 0.4% dari 0.3% bulan sebelumnya. Secara tahunan, headline inflation juga naik dari 2.7% menjadi 2.9%.

Analisis terhadap info ini menunjukkan adanya dualitas dalam kondisi ekonomi Amerika Serikat. 

Penurunan pada core inflation memberikan sinyal positif jangka pendek bagi pelaku pasar, terutama lantaran perihal ini meningkatkan kemungkinan kebijakan dovish dari Federal Reserve. 

Namun, kenaikan pada headline inflation memberikan indikasi bahwa tekanan ekonomi tetap ada, menandakan kondisi ekonomi nan belum sepenuhnya membaik. 

Dalam konteks ini, core inflation nan lebih rendah mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve bakal mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut, nan umumnya memberikan pengaruh positif bagi aset berisiko seperti kripto. 

Sementara itu, kenaikan headline inflation dapat memunculkan kekhawatiran mengenai stabilitas ekonomi jangka panjang, sehingga menciptakan sentimen campuran di pasar.

Dalam jangka pendek, sentimen dovish dari Federal Reserve dapat memberikan tekanan pada dolar Amerika Serikat, nan pada gilirannya meningkatkan daya tarik aset berisiko termasuk Bitcoin. Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi mengenai penurunan suku kembang acuan. 

Kebijakan moneter nan lebih lenggang bakal mendorong konsumsi dan investasi, menciptakan kesempatan bagi pasar mata uang digital untuk mencatatkan kenaikan lebih lanjut. Akan tetapi, tekanan inflasi nan tetap tinggi tetap menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar.

Analisis Harga Bitcoin

Reaksi pasar terhadap publikasi info inflasi ini cukup positif, dengan nilai Bitcoin nan langsung melonjak ke kisaran $100,000 setelah info dipublikasi. 

Dalam kondisi ini, Bitcoin mendapat faedah dari ekspektasi dovish mengenai kebijakan Federal Reserve, nan memberikan narasi positif untuk aset digital ini. 

Grafik Harian BTCUSD

Namun, kemungkinan besar Bitcoin belum bakal mengalami apresiasi nilai nan signifikan dalam waktu dekat. Faktor utama nan menjadi halangan adalah ketidakpastian politik di Amerika Serikat menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden pada 20 Januari 2025.

Pelantikan ini diperkirakan bakal memicu volatilitas tambahan di pasar keuangan, termasuk pasar kripto, lantaran adanya ketidakpastian mengenai kebijakan ekonomi dan pernyataan-pernyataan dari pemerintahan baru. 

Ketidakpastian ini bakal membikin penanammodal condong berhati-hati, sehingga Bitcoin kemungkinan besar bakal bergerak dalam pola konsolidasi di antara $92,000 dan $101,000 hingga momen pelantikan selesai. 

Selain itu, ketidakpastian mengenai suku kembang referensi juga membatasi ruang bagi Bitcoin untuk mencatatkan apresiasi nilai nan lebih besar. Meskipun ada angan bakal penurunan suku bunga, pasar tetap menunggu konfirmasi resmi dari Federal Reserve. 

Apresiasi besar alias dimulainya bull market baru kemungkinan baru bakal terjadi setelah langkah konkret diambil mengenai kebijakan moneter.

Amerika Serikat mempunyai pengaruh besar terhadap pasar mata uang digital global, mengingat volumenya nan mendominasi. Oleh lantaran itu, buletin ekonomi dan kebijakan dari negara ini selalu memberikan akibat signifikan pada pergerakan nilai Bitcoin. 

Dalam konteks ini, volatilitas nilai Bitcoin nan tinggi mencerminkan sensitivitas pasar terhadap info ekonomi dan perkembangan politik dari Amerika.

Kesimpulan

Publikasi info inflasi Amerika Serikat tadi malam memberikan gambaran nan beragam mengenai kondisi ekonomi negara tersebut. Penurunan core inflation memberikan angin segar bagi pelaku pasar mata uang digital lantaran meningkatkan angan kebijakan dovish dari Federal Reserve. 

Namun, kenaikan headline inflation menunjukkan tekanan ekonomi nan tetap ada, menciptakan ketidakpastian jangka panjang.

Bitcoin telah merespons info ini dengan apresiasi nilai ke kisaran $100,000, tetapi volatilitas tambahan diperkirakan terjadi menjelang pelantikan presiden Amerika pada 20 Januari 2025. 

Hingga momen tersebut, Bitcoin kemungkinan besar bakal bergerak dalam pola konsolidasi sembari menunggu kejelasan lebih lanjut dari kebijakan moneter dan politik Amerika. 

Dengan demikian, meskipun prospek jangka pendek terlihat positif, penanammodal tetap perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan di tengah ketidakpastian nan ada. 

Fokus utama tetap pada perkembangan kebijakan dari Federal Reserve dan dampaknya terhadap pasar aset berisiko seperti Bitcoin.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya
Sumber Crypto Harian
Crypto Harian