CryptoQuant: Bull Market Bitcoin Belum Selesai, Anda Tenang Dulu

– Volume masuknya stablecoin ke bursa sentral (CEX) telah menurun tajam sejak puncaknya akhir tahun lalu, menandai mendinginnnya euforia bullish. Namun, nilai Bitcoin nan tetap memperkuat di atas US$ 100.000 justru menunjukkan kekuatan pasar nan tidak bisa diremehkan.

Berdasarkan info dari analis on-chain Axel, nan merupakan bagian dari CryptoQuant, menyebut bahwa pada Desember 2024 ketika BTC diperdagangkan antara US$ 98.000 – US$ 100.000, inflow harian USDT dan USDC ke seluruh CEX mencapai rekor tertinggi, ialah US$ 131 miliar per hari.

“Akan tetapi, pada Juni 2025 nomor itu turun drastis ke US$ 70 miliar per hari. Angka ini merupakan US$ 5 miliar di bawah rata-rata tahunan (US$ 75 miliar), dan US$ 61 miliar lebih rendah dari puncaknya,” ungkap Axel di media sosial X, Senin (16/6/2025).

Meski demikian, lanjutnya, volume saat ini tetap jauh di atas likuiditas awal saat siklus bull market dimulai.

Apa Artinya Penurunan Ini?

Axel menjelaskan, penurunan ini bukan sinyal bearish ekstrem, melainkan gambaran proses pemulihan dari lonjakan euforia sebelumnya. Pasar tengah mengalami konsolidasi sehat, di mana likuiditas nan lebih tenang membantu membentuk struktur nilai nan lebih stabil.

“Kita sedang memandang fase pembentukan pedoman (base-building) sebelum pergerakan besar berikutnya,” ujarnya.

Fakta bahwa Bitcoin tetap stabil di atas US$ 100.000 di tengah turunnya likuiditas menunjukkan bahwa pelaku pasar tidak terburu-buru menjual, dan bersedia memperkuat pada posisi mereka.

Baca Juga: Perang Iran dan Israel Memanas! Bagaimana Nasib Bitcoin Pekan Ini?

Sementara itu, Michael van de Poppe nan juga merupakan analis mata uang digital papan atas menyampaikan bahwa pasar Bitcoin sedang memasuki fase kunci nan bisa menentukan arah breakout besar berikutnya. Namun, dia mengingatkan bahwa kondisi saat ini belum ideal untuk membuka posisi besar, setidaknya belum sekarang.

Poppe menyebut bahwa terkadang pasar tidak menyediakan kesempatan masuk nan ideal. Situasi ini tercermin di pergerakan nilai BTC nan saat ini sedang menguji area resisten antara US$ 106.500 – US$ 107.000.

Level tersebut menjadi garis pemisah antara konsolidasi dan potensi ekspansi harga.

“Bitcoin terlihat siap untuk breakout besar ke atas. Sedikit pullback di sini bisa menjadi injakan sebelum ekspansi aktual di atas US$ 107.000,” kata Poppe.

Momentum Kunci

Dalam grafik, level US$ 107.000 menjadi resisten paling krusial. Jika nilai bisa menembusnya dengan volume nan kuat, maka skenario nan mirip dengan pergerakan sebelumnya di atas US$ 105.300 bisa terulang, ialah reli sigap ke area ATH terbaru.

Sebaliknya, jika kandas maka dua area support nan diawasi Poppe berada di kisaran US$ 103.500 dan US$ 100.500, area di mana likuiditas long cukup besar dan berpotensi jadi area beli baru.

Menurut Poppe, faktor geopollitik seperti ketegangan di Timur Tengah juga ikut memengaruhi. Sedikit ketenangan dari sisi dunia bisa menjadi pemicu tambahan nan mendorong sentimen risk-on kembali.

“Jika kondisi membaik di Timur Tengah, pergerakan BTC bisa mendapat dorongan tambahan, dan itu saatnya altcoin mulai mengungguli Bitcoin,” pungkas Poppe.