– Ehtereum (ETH), mata duit mata uang digital utama setelah Bitcoin (BTC), sekarang telah menghadapi penurunan nilai nan signifikan antara 20 Oktober hingga 23 Oktober. Penurunan sebesar 9,6 persen ini terjadi setelah Ethereum kandas menembus US$ 2.700, dan akhirnya menghapus untung nan diperoleh selama 10 hari sebelumnya.
Saat ini, nilai Ethereum tengah bergerak stabil di kisaran nomor US$ 2.500, namun kinerjanya dalam 30 hari tetap negatif dengan penurunan 6 persen.
Penurunan nilai Ethereum juga dipengaruhi oleh penurunan total nilai pasar mata duit mata uang digital nan turun 5 persen dalam dua hari hingga 23 Oktober. Namun, pasar secara keseluruhan tetap naik 1,9 persen dalam 30 hari terakhir, nan menyoroti keahlian jelek Ethereum nan tertinggal 8 persen dibandingkan pasar lainnya. Performa ini menyebabkan berkurangnya optimisme di kalangan penanammodal Ethereum.
Kenapa Ethereum rasanya sangat susah untuk naik, berikut sejumlah faktornya:
1. Masalah Biaya Transaksi Hambat Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu masalah utama Ethereum saat ini adalah kemacetan jaringan dan biaya transaksi nan tinggi. Rata-rata biaya transaksi sebesar US$ 4 dalam dua minggu terakhir mungkin menunjukkan bahwa jaringan Ethereum tetap digunakan. Namun, biaya ini membikin banyak nan beranjak ke blockchain nan menawarkan jasa lebih murah.
Masalah ini tidak terlalu berpengaruh pada penanammodal besar, tetapi membatasi penggunaan oleh investor kecil.
Jaringan pesaing seperti Solana mulai mendapatkan untung dari masalah Ethereum. Menurut data, dalam tujuh hari terakhir Solana mencatatkan volume transaksi sebesar US$ 13,4 miliar, nan 67 persen lebih tinggi dari Ethereum. Sebelumnya, volume transaksi di kedua jaringan ini nyaris seimbang, namun sekarang Solana sedang unggul.
Baca Juga: US$ 800.000 dalam Sebulan, Bagaimana Cara Trader Koin Meme Kalahkan Pasar?
2. Penurunan Aktivitas DeFi di Ethereum, Sementara Pesaing Naik
Aktivitas di sektor finansial terdesentralisasi (DeFi) Ethereum juga menunjukkan penurunan. Volume transaksi di bursa desentralisasi (DEX) berbasis Ethereum seperti Uniswap dan Curve Finance turun 18 persen, dalam tujuh hari hingga 23 Oktober.
Sementara itu, volume transaksi di Solana melalui platform seperti Raydium dan Lifinity justru meningkat, masing-masing sebesar 42 persen dan 77 persen.
3. Penurunan Total Dana Terkunci dan Penarikan Staking Ether
Selain itu, jumlah total biaya nan terkunci (TVL) di jaringan Ethereum turun menjadi 18,2 juta ETH, alias 5 persen lebih rendah dari satu bulan lalu. Penurunan ini menandakan berkurangnya minat penanammodal pada Ethereum.
Terlebih lagi, ada penarikan bersih sebesar 191.000 ETH dari staking dalam 30 hari terakhir, nan berbobot sekitar US$ 492 juta. Jika tren ini terus berlanjut, perihal ini bisa semakin membebani nilai Ethereum.
Sementara itu, jaringan lain seperti Solana mengalami peningkatan jumlah biaya nan terkunci sebesar 12 persen, dan jaringan BNB Chain stabil.
4. Ketidakpastian Pembaruan Jaringan Menambah Kekhawatiran
Di sisi lain, rencana pembaruan besar untuk jaringan Ethereum nan disebut Prague-Electra, nan diharapkan bakal dirilis pada awal 2025, juga menjadi perhatian. Pembaruan ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas jaringan Ethereum, namun banyak nan cemas tentang kemungkinan penundaan dan apakah pembaruan ini bakal betul-betul mengatasi masalah kemacetan jaringan.
Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.
Muhammad Syofri
Trader Forex dan Bitcoin nan sudah bergulat di bagian trading dari tahun 2013. Sering menulis tulisan tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.