Struktur Harga Bitcoin Jebol, Pasar Masuk Mode Defensif

Sedang Trending 19 jam yang lalu

– Permintaan Bitcoin (BTC) menunjukkan perlambatan tajam sejak Oktober 2025, sebuah perkembangan nan menurut analis di CryptoQuant menandai dimulainya kembali siklus bear market untuk setiap aset mata uang digital terbesar di dunia.

Dalam laporan terbarunya, CryptoQuant menjelaskan bahwa pertumbuhan permintaan Bitcoin pada siklus saat ini terjadi dalam tiga gelombang utama. Gelombang pertama, muncul pada Januari 2024, dipicu oleh peluncuran ETF Bitcoin di Amerika Serikat. Gelombang kedua menyusul hasil pemilu Presiden 2024, sementara gelombang ketiga didorong oleh maraknya perusahaan treasury nan mengangkat Bitcoin sebagai aset cadangan.

Namun sejak Oktober 2025, dinamika tersebut berubah. CryptoQuant mencatat bahwa pertumbuhan permintaan sekarang turun di bawah tren historis. Hilangnya dorongan tersebut menghapus salah satu pilar utama penopang nilai Bitcoin.

Pelemahan juga terlihat jelas dari sisi institusional. Total kepemilikan Bitcoin di ETF tercatat menyusut sekitar 24.000 BTC sepanjang kuartal IV 2025, berbanding terbalik dengan fase akumulasi garang nan terjadi pada kuartal IV 2024. Perubahan perilaku ini memperkuat sinyal bahwa penanammodal besar mulai bersikap defensif.

Tekanan bearish diperparah oleh pasar derivatif. Funding rate, nan merupakan biaya nan dibayarkan trader perjanjian perpetual, turun ke level terendah sejak Desember 2023. Penurunan ini menunjukkan melemahnya minat spekulatif dan rendahnya kepercayaan untuk mempertahankan posisi long, kondisi nan kerap muncul di fase awal bear market.

Baca Juga: Bitcoin Bertahan di US$ 87.000, Kenaikan Suku Bunga Jepang Gagal Picu Crash?

Dari sisi teknikal, struktur nilai Bitcoin juga dinilai lemah setelah menembus ke bawah rata-rata pergerakan 365 hari. Kehilangan level ini sering kali mengindikasikan perubahan rezim pasar, dari ekspansi menuju fase kontraksi.

Harapan 2026 Masih Ada, Tapi Kekhawatiran Masih Besar

Meski sejumlah analis tetap optimis terhadap prospek Bitcoin di 2026, terutama dengan potensi penurunan suku kembang global, sentimen pasar saat ini tetap dibayangi ketakutan. Indeks Crypto Fear and Greed dari CoinGecko menunjukkan bahwa pasar tetap berada di area fear.

Ekspektasi kebijakan moneter juga belum mendukung pemulihan cepat. Data dari CME Group melalui FedWatch Tool menunjukkan bahwa hanya sekitar 22,1 persen pelaku pasar nan memperkirakan penurunan suku kembang pada pertemuan FOMC Januari mendatang.

Di sisi politik, tekanan terhadap bank sentral kembali mencuat. Presiden Amerika Donald Trump dilaporkan mencoba menekan Ketua The Fed Jerome Powell agar menurunkan suku kembang pada tahun 2025, apalagi sempat menakut-nakuti bakal memecatnya. Dengan masa kedudukan Powell berhujung pada Mei 2025, Trump sekarang meninjau kandidat pengganti nan diperkirakan lebih condong ke kebijakan suku kembang rendah.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya
Sumber Crypto Harian
Crypto Harian