– Bitcoin (BTC) mulai bangkit dari tekanan jual nan menekankan nilai dalam beberapa bulan terakhir, tetapi tidak semua analis memandang pemulihan ini sebagai tanda stabilitas. Salah satu bunyi paling vokal adalah Mike McGlone, senior commodity strategist di Bloomberg Intelligence, nan memperingatkan bahwa Bitcoin tetap berada dalam lintasan beresiko tinggi menuju level US$ 50.000, apalagi berpotensi lebih rendah jika kondisi makro nan sedang terbentuk berlanjut.
Melansir dari finbold.com, analisa McGlone menyoroti bahwa pergerakan Bitcoin terhadap emas sekarang memburuk dengan cepat. Sementara emas mencetak rekor tertinggi dan menarik aliran biaya pencari perlindungan, Bitcoin justru bergerak ke arah sebaliknya. Ketidakseimbangan ini, menurutnya, menunjukkan pergeseran pasar menuju posisi melindungi dan mengurangi minat pada aset beresiko.

Emas Naik, Bitcoin Melemah
Performa Bitcoin nan kalah jauh dari emas bukan sekedar anomali mingguan; bagi McGlone, ini memperkuat momentum penurunan nan sudah terbentuk sejak akhir Oktober. Saat emas menyerap aliran modal safe haven, Bitcoin kehilangan daya tarik nan sebelumnya didorong oleh ekspektasi ETF dan narasi inflasi.
Jika tren ini bertahan, McGlone memperingatkan bahwa Bitcoin dapat kembali menguji ‘pivot jangka panjang’ di sekitar US$ 50.000, area nan sebelumnya menjadi titik keseimbangan nilai selama beberapa tahun.

Ketegangan Tersembunyi di Pasar Saham
McGlone juga mengarahkan perhatian pada volatilitas pasar saham nan tampak rendah, sebuah kondisi nan menurutnya tidak selalu berfaedah stabil. Ia mencatat pola historis nan menarik, ketika Bitcoin jatuh di bawah 50-week moving average, SnP 500 biasanya mengikuti tidak lama setelahnya.
Saat ini, baik Bitcoin maupun SnP 500 sama-sama berada di bawah garis tren jangka panjang tersebut. McGlone mengingatkan bahwa pola serupa pernah terjadi pada:
- koreksi 2018,
- awal pandemi 2020,
- bear market 2022.
Setiap kali Bitcoin memimpin penurunan, pasar saham akhirnya ikut terseret. Ini membuka resiko bahwa siklus serupa dapat terulang dalam beberapa minggu ke depan.
Baca Juga: Pengamat: Tanggal 1 Desember Bisa Tentukan Bull alias Crash
Persaingan Kripto dan Kondisi Likuiditas Ikut Menurun
McGlone juga menyinggung masalah struktural lain, ialah pasokan tak terbatas dari ribuah aset kripto.
Menuruntya, dalam kondisi pasar nan penuh tekanan, munculnya banyak token baru semakin mengikis fase-fase dominasi Bitcoin dan menambah kejuaraan di tengah likuiditas nan menurun.
Lingkungan seperti ini, ditambah tren mean reversion dan pengetatan global, menurutnya mirip dengan fase-fase deflasi di masa lampau nan biasanya berujung pada penurunan dalam.
Situasi Harga
Peringatan McGlone muncul saat Bitcoin berupaya mempertahankan level US$ 90.000, nan sekarang berubah menjadi support rentan setelah sempat ditembus. Pada saat penulisan, BTC berada di US$ 91,415, naik 1 persen dalam 24 jam terakhir dan 6 persen dalam seminggu. Namun pemulihan nilai ini tetap belum mengubah struktur teknikal nan melemah.
Dua parameter utama menunjukkan tren nan jelas:
- 50-day SMA: US$ 103.001.
- 200-day SMA: US$ 104.439.
Dengan nilai saat ini jauh di bawah keduanya, momentum kenaikan tetap belum kembali, sementara kekuasaan penjual terlihat semakin besar.
RSI 14 hari berada di 40,50, menandakan pasar belum oversold namun jelas belum menunjukkan kekuatan beli nan sehat. Area ini biasanya menggambarkan fase ketidakpastian, di mana pembeli belum kembali, tetapi penjual belum sepenuhnya kelelahan.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.
2 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·