– Setelah nilai Bitcoin jatuh drastis kemarin, banyak penanammodal bertanya-tanya apakah nilai bakal segera pulih alias justru turun lebih dalam. Untuk menjawab pertanyaan ini, penyedia kajian on-chain Lookonchain membagikan lima parameter utama melalui akun X pada Selasa (4/2/2025), nan bisa membantu memahami kondisi pasar Bitcoin ini.
Melansir dari newsbtc.com, berikut analisa berasas lima parameter tersebut.
5. 2-Year Moving Average (MA) Multiplier: Belum Sentuh Garis Puncak
Indikator ini membandingkan nilai Bitcoin saat ini dengan rata-rata pergerakan nilai dalam dua bulan terakhir.
- Jika nilai Bitcoin menyentuh garis merah atas, biasanya itu pertanda puncak siklus telah tercapai.
- Jika nilai tetap berada di antara garis hijau dan merah, itu artinya tetap ada ruang untuk naik.
Saat ini, Bitcoin tetap berada di tengah-tengah antara garis hijau dan merah, nan berfaedah puncak siklus belum tercapai.
4. Indikator CVDD: Belum Ada Tanda Puncak
Cumulative Value Coin Days Destroyed (CVDD) adalah parameter nan menghitung berapa lama Bitcoin memperkuat di sebuah dompet sebelum dipindahkan. Jika banyak Bitcoin nan lama tidak dipindahkan mulai bergerak, itu bisa menjadi tanda bahwa pasar sudah mendekati puncak.
Menurut Lookonchain, Bitcoin saat ini belum mencapai level nan biasa menandakan puncak pasar, nan berfaedah tetap ada potensi kenaikan lebih lanjut.
3. Heatmap 200-Week MA: Masih Ada Potensi Naik
Indikator ini memandang pergerakan nilai Bitcoin dalam 200 minggu terakhir dan membantu menentukan apakah nilai sudah mencapai titik tertinggi alias tetap bisa naik lebih lanjut.
Saat ini, Bitcoin berada dalam area biru di Heatmap, nan menurut Lookonchain menunjukkan bahwa nilai tetap jauh dari puncak. Dalam siklus sebelumnya, Bitcoin baru mencapai puncaknya ketika area warna berubah menjadi merah.
Artinya, menurut parameter ini, Bitcoin ini tetap mempunyai kesempatan untuk naik lebih tinggi sebelum mencapai puncaknya.
Baca Juga: XRP Tersungkur ke Harga US$ 1,80, Serok Gak Nih?
2. Indeks Kekuatan Relatif (RSI): Jenuh Beli, Tapi Belum di Puncak
Relative Strength Indeks (RSI) digunakan untuk mengetahui apakah suatu aset sedang overbought alias oversold.
- RSI di atas 70 berfaedah aset mungkin bakal mengalami koreksi lantaran sudah jenuh beli.
- RSI di bawah 30 berfaedah aset bisa naik lantaran sudah jenuh jual.
Saat ini, RSI Bitcoin berada di nomor 75,56, nan berfaedah sudah masuk area jenuh beli. Biasanya, ini bisa menjadi tanda bahwa nilai turun. Namun, menurut Lookonchain, dalam siklus sebelumnya Bitcoin sering memperkuat di level RSI tinggi sebelum akhirnya mencapai puncak sebenarnya.
1. Grafik Rainbow Bitcoin: Sinyal Jangka Panjang Masih Bullish
Salah satu kajian nan sering digunakan adalah Grafik Rainbow Bitcoin, nan memprediksi pergerakan nilai berasas pola historis.
Menurut Lookonchain, Grafik Rainbow jenis terbaru menunjukkan bahwa Bitcoin masih bisa naik lebih tinggi, apalagi diperkirakan bisa melampaui US$ 250.000 dalam siklus ini.
Meskipun diagram ini memberikan pandangan optimis, krusial untuk diingat bahwa prediksi ini didasarkan pada pola masa lampau dan tidak bisa menjamin masa depan. Namun, jika mengikuti tren historis, Bitcoin tetap belum mencapai puncaknya.
Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.
Muhammad Syofri
Trader Forex dan Bitcoin nan sudah bergulat di bagian trading dari tahun 2013. Sering menulis tulisan tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.