Institusional Jadi Penadah Para “Pemegang Lawas” di Pasar Kripto Selama 2025, Benarkah?

Sedang Trending 13 jam yang lalu

– Tahun 2025 menjadi momen krusial bagi Bitcoin, bukan hanya lantaran nilai sempat menembus level psikologis baru, namun juga lantaran para pemegang besar akhirnya bergerak dalam skala nan jarang terlihat sebelumnya.

Ketika nilai Bitcoin melonjak ke level tertinggi, para pemilik lama nan biasanya disebut sebagai “OG HODLers” mulai merealisasikan untung berbobot miliaran dolar. Hal ini pun memicu apa nan disebut analis sebagai fase redistribusi besar.

Penjualan oleh pemegang jangka panjang alias “pemegang lawas” mulai terlihat setelah Bitcoin untuk pertama kalinya menembus US$ 100.000 pada Desember 2024. Aktivitas tersebut sempat mereda, sebelum kembali meningkat pada pertengahan 2025 dan kembali memuncak pada Oktober, menurut info blockchain. Pergeseran ini berkontribusi pada tekanan nan muncul belakangan.

Menurut analis CryptoQuant, J.A. Maartun, pergerakan ini mencerminkan perubahan kepemilikan dalam skala besar. Ia menyebutnya sebagai great redistribution, sebuah fase di mana Bitcoin nan selama bertahun-tahun disimpan oleh pemegang lawas beranjak tangan ke penanammodal baru mulai beberapa gelombang penjualan.

Secara umum, istilah whale merujuk pada pihak nan memegang setidaknya 1.000 BTC, meski dikalangan istilah tersebut sering digunakan lebih lenggang untuk menggambarkan pemegang dengan kekayaan besar. Terlepas dari definisinya, pola nan terlihat pada 2025 menunjukkan bahwa golongan ini memainkan peran dominan dalam dinamika pasar.

Dorongan utama di kembali pergerakan ini adalah waktu. Setelah memegang Bitcoin selama lebih dari satu dekade, banyak penambang awal dan penanammodal generasi pertama memandang kenaikan nilai di atas US$ 100.000 sebagai kesempatan logis untuk merealisasikan keuntungan.

Data menunjukkan bahwa gelombang penjualan terbesar justru terjadi saat nilai berada di level tertinggi.

Baca Juga: Sentimen Ritel Melemah, Whale Curi-Curi Kesempatan

Maartun mencatat bahwa gelombang pertama berjalan pada akhir 2024 hingga awal 2025, diikuti gelombang lain pada Juli dan November 2025. Pada dua fase awal, tekanan jual tersebut diimbangi oleh permintaan kuat dari ETF Bitcoin spot, menciptakan keseimbangan antara suplai dan permintaan nan apalagi mendorong nilai lebih tinggi.

Namun, penjualan whale tidak hanya didorong oleh harga. Munculnya tren digital asset treasuries juga dinilai menjadi aspek tambahan. Sejumlah perusahaan mulai meniru model Strategy (sebelumnya MicroStrategy), dengan menimbun Bitcoin sebagai aset lindung nilai alias untuk mendongkrak valuasi saham. Dalam konteks ini, sebagian whale disebut-sebut diminta untukn menyediakan likuiditas bagi treasuri aset digital nan baru dibentuk.

Perhatian pasar sempat memuncak pada Juli, ketika seorang whale misterius memindahkan 80.000 BTC nan telah disimpan selama 14 tahun, saat nilai mendekati US$ 108.000. Spekulasi mengenai identitas pemiliknya beredar luas, sebelum Galaxy Digital mengonfirmasi bahwa mereka menjual aset tersebut atas nama penanammodal era Satoshi nan tidak disebutkan namanya. Transaksi itu disebut sebagai salah satu penjualan Bitcoin terbesar sepanjang sejarah, dengan nilai mendekati US$ 9 miliar.

Meski skalanya besar, dampaknya terhadap pasar relatif terbatas. CEO Galaxy Digital, Mike Novogratz mengatakan bahwa pembeli institusional, termasuk Strategy dan perusahaan lain nan mau menambahkan Bitcoin ke neraca mereka, dengan sigap menyerap suplai tersebut.

Namun, ketahanan pasar pada paruh awal tahun tidak berlanjut. Setelah mencetak puncak baru di atas US$ 126.000 pada awal Oktober, nilai Bitcoin turun tajam dan berada di sekitar US$ 86.000 pada pertengahan Desember, turun lebih dari 30 persen dari puncaknya. Secara historis, pola empat tahun Bitcoin biasanya mengisyaratkan transisi menuju pasar bearish, tetapi sejumlah analis menilai dinamika kali ini lebih kompleks.

Pendiri dan CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, mengatakan bahwa pola lama mungkin tidak sepenuhnya berlaku. Menurutnya, meski penjualan whale tetap aktif, alur pengambilan untung telah berubah. Jika sebelumnya untung terutama beranjak dari whale ke penanammodal ritel, sekarang likuiditas baru dari ETF dan treasuri aset digital menciptakan struktur siklus nan jauh lebih rumit.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya
Sumber Crypto Harian
Crypto Harian