Ini Deretan Altcoin Paling Tekor di 2025

Sedang Trending 14 jam yang lalu

– Aksi jual di akhir tahun membikin banyak aset mata uang digital beresiko tinggi berhujung di area merah. Bahkan aset utama seperti Bitcoin dan Ethereum ikut tertekan. Namun bagi altcoin ber-beta tinggi, dampaknya jauh lebih parah. Data dari agregator pasar seperti CoinGecko menunjukkan banyak token kehilangan hingga sekitar 80 persen nilainya sepanjang 2025.

Kondisi tersebut mencakup token terkenal seperti PEPE, nan sempat menjadi ikon koin meme namun sekarang telah ambruk nyaris 79 persen dari nilainya. Fonemena ini mencerminkan perubahan besar dalam selera resiko investor, ketika likuiditas mengetat dan narasi spekulatif kehilangan daya tariknya.

Di antara korban terbesar tahun ini adalah Celestia, Optimism dan Artificial Superintelligence Alliance, tiga proyek dengan cerita kuat di awal siklus namun akhirnya tertekan oleh kombinasi aspek struktural dan sentimen pasar nan memburuk.

Celestia menjadi contoh paling ekstrem. Token TIA tercatat turun nyaris 90 persen sepanjang 2025, merosot dari kisaran US$ 5,5 di awal tahun menjadi sekitar US$ 0,46 menjelang akhir tahun. Penurunan tajam ini sebagian besar dipicu oleh tekanan pasokan nan konsisten akibat agenda vesting dan unlock periode 2024-2026. Sepanjang tahun, pasar memandang TIA sebagai kasus klasik post-airdrop unwind, di mana suplai baru terus masuk di tengah likuiditas nan tipis.

Upaya Celestia Foundation untuk menstabilkan pasar justru memicu kontroversi. Pada Agustus, yayasan tersebut mengungkapkan pembelian kembali sekitar 43,45 juta TIA dari Polychain, senilai sekitar US$ 62,5 juta saat itu. Alih-alih meredakan kekhawatiran, langkah tersebut menyoroti tekanan jual penanammodal awal dan memicu reaksi negatif dari komunitas. Di saat nan sama, info on-chain memperkuat persepsi adanya kesenjangan antara valuasi dan penggunaan nyata, dengan pendapatan biaya jaringan nan sangat rendah dibandingkan ekspektasi.

Nasib serupa dialami Optimism. Token OP ambruk sekitar 84 persen sepanjang tahun, dari US$ 2,06 menjadi sekitar US$ 0,27. Seperti Celestia, Optimism dibebani oleh rangkaian unlock token nan berulang pada periode permintaan lemah. Setiap tranche unlock menambah pasokan ke pasar nan sudah jenuh.

Baca Juga: Ripple Mulai Merasakan Momentum Stablecoin! Apakah XRP Bullish di 2026?

Tekanan tersebut diperparah oleh kelelahan sektor layer-2 secara keseluruhan. Meski Optimism mencatat kemajuan teknis, termasuk penerapan fault proofs dan langkah menuju desentralisasi tahap lanjut, nilai token tetap mencerminkan rotasi likuiditas menjauh dari narasi layer-2. Menjelang kuartal keempat, OP semakin dipersepsikan sebagai salah satu aset tertinggal di segmennya.

Sementara itu, Artificial Superintelligence Alliance alias ASI, nan menggabungkan proyek Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol, kehilangan sekitar 84 persen nilainya sepanjang 2025. Proyek ini sempat menikmati gelombang euforia kepintaran buatan pada 2024, namun memasuki 2025 menghadapi masalah struktural.

Proses merger multi-token nan kompleks menciptakan kebingungan operasional, diperparah oleh perbedaan support bursa, termasuk keputusan Coinbase untuk tidak memfasilitasi migrasi token. Ketegangan meningkat pada Oktober 2025 ketika Ocean Protokol keluar dari aliansi, memicu sengketa tata kelola, ancaman hukum, dan penghentian sementara conversion bridge. Semua itu terjadi saat minat pasar terhadap narasi AI mulai memudar.

Laporan terbaru CoinGecko menunjukkan bahwa token bertema AI kehilangan sekitar 50 persen nilainya pada 2025. Sebaliknya, perhatian penanammodal justru bergeser ke aset bumi nyata alias real world assets (RWA), nan mencatat keahlian jauh lebih baik sepanjang tahun.

Di luar aspek spesifik masing-masing proyek, tekanan makro juga memainkan peran besar. Guncangan tarif, likuiditas nan ketat dan meningkatnya aversi resiko di sektor teknologi memperburuk kondisi pasar mata uang digital secara luas.Tekanan lintas pasar ini mempercepat tindakan jual dan memperbesar akibat dari masalah pasokan internal di banyak altcoin.

Menjelang akhir 2025, gambaran nan muncul cukup jelas. Tahun ini bukan sekedar tentang pasar nan turun, melainkan tentang seleksi brutal. Altcoin dengan tekanan pasokan besar, utilitas nan belum terbukti, alias narasi nan memudar menjadi korban utama.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya
Sumber Crypto Harian
Crypto Harian