Harga Bitcoin Turun Drastis! Apakah Bisa Pulih?

Sedang Trending 2 hari yang lalu

Bitcoin kembali menghadapi tekanan besar setelah kembali turun di bawah $100,000 untuk ketiga kalinya dalam bulan ini. 

Pergerakan nilai nan melemah ini menjadi perhatian utama para pelaku pasar, terutama lantaran kondisi makro dunia juga menunjukkan sentimen nan semakin berhati hati. 

Tekanan jual nan muncul dari penanammodal jangka panjang, sikap hawkish dari Federal Reserve, hingga sentimen negatif dari izin Jepang membikin suasana pasar mata uang digital semakin tidak nyaman. 

Meskipun sempat pulih sejenak pada awal bulan, Bitcoin tetap menunjukkan pola pasar nan melemah dan bergerak tanpa arah nan kuat. 

Kondisi Bitcoin Saat Ini

Pergerakan nilai Bitcoin berada dalam tekanan setelah beberapa sentimen negatif muncul secara bersamaan. Dari sisi makro, komentar hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve membikin angan pemangkasan suku kembang pada bulan Desember semakin berkurang.

Pelaku pasar sebelumnya memperkirakan kesempatan sekitar 63% untuk pemotongan suku bunga, namun sekarang turun menjadi sekitar 51%. Sikap ini membikin pasar global, termasuk pasar kripto, kembali mengalami ketidakpastian.

Dampaknya terlihat jelas di Asia. Jepang mengalami penurunan indeks Nikkei sebesar 1.73%, Korea Selatan turun 3%, Hong Kong melemah 1.13%, dan Australia mencatat penurunan sebesar 1.44%. 

Pelemahan pasar saham regional ini memperburuk tekanan terhadap aset berisiko, termasuk Bitcoin. Pada saat nan sama, Bitcoin turun ke sekitar $98,500 dan kandas mempertahankan area $100,000 nan sebelumnya menjadi referensi psikologis bagi banyak pelaku pasar.

Selain aspek makro, pasar mata uang digital juga menghadapi tekanan dari sisi internal. Derivatives market belum pulih sepenuhnya setelah koreksi besar pada bulan Oktober nan menimbulkan likuidasi dalam jumlah besar. 

Open interest futures di Binance tetap berada di sekitar $9 miliar, jauh lebih rendah dari puncak $12 miliar pada Oktober. Kondisi ini mencerminkan sikap berhati hati dari para trader nan lebih memilih menunggu kepastian pasar sebelum kembali masuk.

Sentimen negatif semakin kuat setelah muncul berita mengenai potensi izin baru di Jepang nan menargetkan perusahaan pengelola treasury kripto. Lembaga seperti Japan Exchange Group dilaporkan memberikan sinyal mengenai kemungkinan pengawasan nan lebih ketat. 

Hal ini langsung memicu kekhawatiran bahwa Jepang dapat memperketat ruang mobilitas perusahaan kripto, sehingga memberi tekanan tambahan pada aset digital.

Di sisi lain, info on chain menunjukkan bahwa golongan penanammodal jangka panjang mulai mempercepat aktivitas jual. 

Kelompok long term holders adalah penanammodal nan menyimpan Bitcoin lebih dari 155 hari tanpa transaksi. Biasanya golongan ini jarang melepas kepemilikan selain pada momen tertentu ketika mereka mau mengamankan keuntungan. 

Data terbaru dari Glassnode menunjukkan bahwa golongan ini sedang terus mengurangi jumlah kepemilikan mereka. Dalam siklus sebelumnya, pola ini pernah muncul saat kenaikan signifikan di tahun 2024, dan sekarang pola serupa terlihat kembali.

Ketika long term holders melakukan distribusi, pasar memerlukan permintaan baru nan cukup besar untuk menahan tekanan tersebut. 

Namun saat ini permintaan baru terlihat terbatas, membikin nilai Bitcoin lebih sensitif terhadap pergerakan negatif. Kondisi ini selaras dengan pola nan juga diamati oleh beberapa analis pasar nan memandang adanya fase pasar nan melemah lantaran respons Bitcoin terhadap penguatan pasar saham Amerika Serikat sangat terbatas.

Analisis Harga Bitcoin

Analisis pergerakan nilai Bitcoin saat ini menunjukkan gambaran pasar nan penuh tekanan. Penurunan ke bawah $100,000 diikuti dengan pelemahan lanjutan menuju $98,000 hingga $98,500 memperlihatkan bahwa pasar belum menemukan arah nan jelas. 

Grafik Harian BTCUSD

Dengan minimnya sentimen positif, Bitcoin lebih mudah terdorong ke bawah dibandingkan menarik minat beli nan baru.

Beberapa perusahaan kajian seperti Wintermute memandang pola menarik nan menyerupai fase akhir koreksi pada tahun 2022. 

Pada periode tersebut Bitcoin condong bereaksi lebih kuat terhadap pelemahan pasar saham namun kurang merespons penguatan pasar. Pola nan sama sekarang terlihat kembali. 

Korelasi Bitcoin terhadap indeks Nasdaq berada di sekitar 0.8, menunjukkan hubungan nan kuat namun tidak seimbang. Ketika Nasdaq menguat, Bitcoin tidak bergerak banyak. 

Namun ketika Nasdaq melemah, Bitcoin mengalami tekanan nan lebih besar. Pola ini menunjukkan adanya ketidakmampuan pasar untuk mendorong apresiasi nilai secara konsisten.

Dalam kondisi seperti ini, kesempatan untuk penguatan tetap terbatas. Bitcoin memerlukan sentimen positif alias masuknya modal baru nan signifikan untuk memberikan dorongan. 

Saat ini belum ada tanda tanda kuat untuk perihal tersebut. Investor besar condong menunggu info ekonomi Amerika Serikat, termasuk penjualan ritel, inflasi, dan arah kebijakan Federal Reserve. Selama belum ada kepastian, pasar bakal condong bergerak hati hati.

Jika tekanan terus berlanjut, pemisah bawah nilai berikutnya diperkirakan berada di sekitar $93,400.

Area ini menjadi perhatian banyak analis lantaran menjadi wilayah nan dinilai cukup kuat sebagai tempat terjadinya potensi penyeimbangan antara permintaan dan penawaran. 

Namun perlu dicatat bahwa kondisi makro menjadi aspek terbesar nan mempengaruhi arah pasar saat ini. 

Apabila Federal Reserve memberi sinyal lebih jelas mengenai masa depan suku kembang dan inflasi mulai menunjukkan perlambatan, pasar dapat memulai fase pemulihan secara bertahap.

Tekanan tambahan datang dari meningkatnya penjualan penanammodal jangka panjang seperti nan terlihat pada info Glassnode. 

Pola pengedaran nan meningkat menunjukkan bahwa sebagian pelaku pasar menilai situasi saat ini sebagai kesempatan untuk mengambil untung sebelum potensi koreksi lanjutan. 

Dalam kondisi seperti ini, pasar memerlukan permintaan baru nan cukup kuat untuk menahan laju koreksi harga. Namun selama permintaan tetap terbatas, akibat penurunan menuju pemisah bawah nilai berikutnya tetap terbuka.

Meski begitu, beberapa analis beranggapan bahwa pola asimetris seperti ini sering muncul ketika pasar sedang berada mendekati akhir fase koreksi. Artinya tekanan nan terjadi sekarang bisa menjadi bagian dari proses pembentukan dasar nilai baru. 

Namun perihal ini tidak berfaedah bahwa pemulihan bakal terjadi dengan cepat. Pasar memerlukan waktu untuk kembali menumbuhkan kepercayaan dan mengumpulkan momentum baru.

Kesimpulan

Kondisi pasar Bitcoin saat ini tetap dipenuhi ketidakpastian. Tekanan dari sisi makro ekonomi, pengedaran dari penanammodal jangka panjang, sentimen izin dari Jepang, serta pasar derivatif nan belum pulih membikin Bitcoin bergerak tanpa arah nan jelas. 

Dengan pemisah bawah nilai berikutnya berada di sekitar $93,400, kemungkinan koreksi lanjutan tetap terbuka andaikan tidak ada kepastian baru alias sentimen positif nan muncul. Dalam kondisi seperti ini, para pelaku pasar perlu berhati hati dan menjaga manajemen risiko. 

Tidak ada keharusan untuk membeli saat nilai turun dengan angan bakal naik tinggi dalam waktu singkat. Pendekatan nan disiplin dan sabar menjadi kunci menghadapi pasar nan tetap belum stabil ini.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya
Sumber Crypto Harian
Crypto Harian