– Harga Bitcoin (BTC) memulai bulan Oktober dengan penuh tenaga. Melansir dari coinpedia.org, setelah mencatat kenaikan signifikan di hari pertama, reli bersambung hingga hari kedua dengan BTC naik nyaris 3 persen dalam 24 jam terakhir. Kripto utama tersebut menyentuh level tertinggi bulanan di atas US$ 121.000.
Namun, kenaikan ini juga memicu gelombang likuidasi posisi short, dengan total likuidasi mencapai US$ 135 juta, di mana US$ 117 juta berasal dari posisi leverage.
Lalu, apa saja nan mendorong lonjakan nilai Bitcoin kali ini?
1. Open Interest (OI) nan Kembali Naik
Data dari CoingGlass menunjukkan bahwa Open Interest (OI) Bitcoin kembali meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Saat ini, OI berada di kisaran US$ 86 miliar, naik dari US$ 77 miliar pekan lalu.
Secara historis, kenaikan OI sering kali sejalan dengan reli harga, lantaran menandakan meningkatnya partisipasi dan kepercayaan pasar.
2. Dukungan Teknis Kuat
Secara teknikal, Bitcoin telah sukses menembus area resisten utama di US$ 117.000 – US$ 120.000, nan selama ini menjadi pemisah psikologis kuat. Kenaikan ini terjadi setelah nilai memantul dari Simple Moving Average (SMA) 100 harian, sekaligus menembus tren turun logaritmik nan terbentuk dalam dua bulan terakhir.
Analis mata uang digital Benjamin Cowen menilai bahwa tren naik ini tetap bakal bersambung selama tiga bulan ke depan, dan kemungkinan mencapai puncaknya sebelum akhir tahun.
Baca Juga: ChatGPT Berbayar Bilang Dua Altcoin Ini Bisa Meledak di Uptober
3. Lonjakan Permintaan Institusional
Minat institusional terhadap Bitcoin kembali meningkat, terutama sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Data terbaru mencatat bahwa pada hari Rabu, ETF spot Bitcoin di AS mencatat arus masuk bersih sebesar US$ 675 juta, nomor nan menunjukkan minat kuat dari penanammodal besar.
Selain itu, perusahaan Metaplanet mengumumkan pembelian lebih dari 5.000 BTC sebagai bagian dari strategi treasury mereka,
4. Ketidakpastian Makro Global
Faktor makro turut mendorong pergerakan harga. Ketidakpastian akibat shutdown pemerintahan Amerika dan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina mendorong penanammodal mencari aset alternatif.
Bitcoin kembali tampil sebagai aset “risk-on” favorit, di tengah kekhawatiran terhadap inflasi fiat dan ketidakstabilan politik global.
Ekspektasi Harga Bitcoin ke Depan
Beberapa lembaga finansial besar sudah mulai menyesuaikan nilai BTC:
- Citigroup menurunkan sasaran akhir tahun dari US$ 135.000 ke US$ 133.000, namun meningkatkan proyeksi 12 bulannya menjadi US$ 181.000.
- JP Morgan menilai bahwa Bitcoin saat ini tetap undervalued dibandingkan emas, dan menargetkan nilai menengah sekitar US$ 165.000.
- Sementara itu, nilai emas sendiri mencetak rekor baru minggu ini, mendukung narasi bahwa penanammodal sekarang lebih serius mempertimbangkan Bitcoin sebagai penyimpanan nilai jangka panjang.
Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.