Menjelang akhir Desember, banyak pelaku pasar mata uang digital kembali menggantungkan angan pada satu narasi klasik nan nyaris selalu muncul setiap tahun, ialah Santa Rally. Istilah ini merujuk pada kecenderungan nilai aset finansial mengalami kenaikan menjelang pergantian tahun.
Di pasar kripto, ekspektasi ini sering dikaitkan dengan potensi pemulihan nilai Bitcoin dan altcoin setelah periode tekanan panjang. Namun, angan tidak selalu sejalan dengan kondisi pasar.

Artikel ini bakal membahas apakah Santa Rally betul benar mempunyai kesempatan terjadi tahun ini, dengan memandang narasi historis, kondisi pasar terkini, serta info institusional dan onchain nan justru menunjukkan sinyal berbeda dari optimisme.
Narasi Santa Rally di Kripto 2025
Santa Rally merupakan istilah nan berasal dari pasar saham Amerika Serikat, di mana indeks S&P 500 secara historis condong mencatat kenaikan pada lima hari perdagangan terakhir bulan Desember dan dua hari pertama Januari.
Santa Claus Rally starts tomorrow (last 5 trading days of December and first 2 trading days of January)
The past 20 years were quite bullish for Gold, Silver and Platinum during the Santa Claus Rally
Gold up 95% of years, Gold Miners up 85% of years, Silver up 85% of years, and… pic.twitter.com/KDmRJJ4Eb2
Berdasarkan info historis, pola ini sudah berulang puluhan tahun dan sering dianggap sebagai anomali musiman nan konsisten.
Sejak tahun 1950, S&P 500 tercatat naik sekitar 77% dari waktu selama periode Santa Rally dan tidak pernah mengalami penurunan selama tiga tahun berturut turut dalam jendela waktu tersebut.
Dalam konteks kripto, narasi ini mulai dianggap relevan dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak meningkatnya keterlibatan lembaga melalui produk ETF Bitcoin.
Keterkaitan antara pergerakan pasar saham dan Bitcoin semakin erat, sehingga banyak pelaku pasar berasumsi bahwa penguatan saham di akhir tahun dapat menular ke pasar kripto.
Harapan ini semakin kuat lantaran Bitcoin saat ini berada dalam posisi nan relatif tertekan, dengan keahlian kuartal keempat terburuk sejak tahun 2022.
Secara historis, performa Bitcoin selama periode Santa Rally memang beragam. Pada tahun 2011 dan 2016, Bitcoin mencatat apresiasi signifikan masing masing sekitar 33% dan 46%.
Namun, tidak sedikit pula periode Santa Rally nan justru berhujung negatif, seperti penurunan sekitar 14% pada 2014 dan 10% pada 2021.
Jika dirata ratakan sejak 2011, Bitcoin hanya mencatat kenaikan sekitar 7.9%, nomor nan tidak selalu mencerminkan reli nan kuat, apalagi jika dibandingkan dengan volatilitas alaminya.
Narasi Santa Rally tahun ini juga dihadapkan pada kebenaran bahwa emas justru menjadi aset nan paling diuntungkan dari pola musiman tersebut.
GN if you see this fam 🌘
• Gold surges to another $4,415/oz ATH = +67% in 2025
• Bitcoin finishes at $89,000 = -6% this year
is what’s weighing on my mind as i go to sleep today.
are we LOCKED IN enough? pic.twitter.com/U2SBA9ClIj
Data menunjukkan bahwa emas mencatat return kumulatif sekitar 95% selama periode nan sama dan saat ini berada di rekor tertinggi baru di atas $4.400 per ons.
Sementara itu, S&P 500 hanya terpaut sekitar 1.5% dari rekor tertingginya, dan Bitcoin tetap berada sekitar 30% di bawah puncak sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa arus modal condong memilih aset nan dianggap lebih aman, bukan aset berisiko tinggi seperti kripto.
Analisis Kondisi Pasar Kripto Saat Ini
Jika memandang kondisi pasar mata uang digital saat ini, optimisme terhadap Santa Rally terlihat semakin rapuh.
Since early November, the 30D-SMA of net flows into both Bitcoin and Ethereum ETFs has turned negative and remained so.
This persistence suggests a phase of muted participation and partial disengagement from institutional allocators, reinforcing the broader liquidity contraction… pic.twitter.com/1aglRpQqD9
Dari sisi institusi, info menunjukkan adanya arus keluar nan berkepanjangan dari ETF Bitcoin dan Ethereum sejak awal November. Rata rata pergerakan bersih selama 30 hari terakhir berada di area negatif, menandakan berkurangnya partisipasi penanammodal institusional.
Situasi ini krusial lantaran sepanjang tahun, lembaga menjadi salah satu pendorong utama pergerakan nilai kripto.
Analisis dari Glassnode menunjukkan bahwa arus keluar ETF bukan sekadar kejadian sesaat, melainkan mencerminkan fase disengagement alias penarikan diri sebagian dari alokator institusional.
Kondisi ini sejalan dengan kontraksi likuiditas nan lebih luas di pasar kripto. Ketika lembaga mulai mengurangi eksposur, biasanya sentimen pasar bakal ikut melemah lantaran hilangnya sumber permintaan besar.
Dari sisi pasar derivatif, sinyal kehati hatian juga semakin jelas. Open interest di pasar futures terus mengalami penurunan, menandakan minimnya minat spekulatif untuk mengambil posisi arah harga.
Volume perdagangan futures juga condong melemah, sementara aktivitas di pasar options justru relatif lebih dominan. Secara umum, kekuasaan options dibanding futures sering diartikan sebagai upaya lindung nilai, bukan ekspresi kepercayaan terhadap kenaikan harga.
Ketika pelaku pasar lebih banyak menggunakan options untuk hedging, perihal ini mencerminkan kewaspadaan terhadap potensi penurunan nilai alias lonjakan volatilitas.
Pola ini biasanya muncul saat pelaku pasar tidak mempunyai kepercayaan kuat terhadap arah tren jangka pendek. Dalam konteks Santa Rally, kondisi ini jelas bertentangan dengan ekspektasi reli nan semestinya ditopang oleh peningkatan minat beli dan posisi long agresif.
Data onchain juga tidak memberikan support kuat terhadap narasi Santa Rally. Aktivitas jaringan relatif stagnan, arus masuk ke bursa tidak menunjukkan lonjakan signifikan, dan perilaku holder jangka panjang condong defensif.
Kombinasi antara lemahnya partisipasi institusional, menurunnya minat spekulatif, serta kekuasaan strategi lindung nilai menunjukkan bahwa kebanyakan pelaku pasar saat ini berada dalam mode bertahan, bukan bersiap menyambut reli akhir tahun.
Situasi ini diperkuat oleh pergeseran preferensi akibat global. Ketika emas mencetak rekor baru dan saham mendekati puncaknya, mata uang digital justru tertinggal. Hal ini mengindikasikan bahwa modal dunia belum memandang mata uang digital sebagai prioritas utama dalam fase pasar saat ini.
Tanpa katalis kuat nan bisa membalikkan sentimen secara cepat, angan Santa Rally di mata uang digital berpotensi hanya menjadi narasi tahunan nan tidak terwujud.
Kesimpulan
Berdasarkan kajian narasi historis dan kondisi pasar terkini, kesempatan terjadinya Santa Rally di mata uang digital tahun ini tampak semakin kecil. Meskipun pola musiman di pasar saham memberikan harapan, realitas di pasar mata uang digital justru menunjukkan sentimen nan condong pesimis.
Arus keluar institusional, lemahnya open interest futures, serta kekuasaan aktivitas options sebagai perangkat lindung nilai mencerminkan sikap waspada pelaku pasar.
Ditambah dengan minimnya support dari info onchain, kondisi ini menunjukkan bahwa pasar mata uang digital belum siap menyambut reli akhir tahun. Santa Rally mungkin tetap menjadi cerita menarik, tetapi untuk tahun ini, info lebih mendukung skenario kehati hatian dibanding optimisme.
Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.
11 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·