Apakah Bull Market Masih Bisa Terjadi? Analisis Sentimen Debt Ceiling dan Likuiditas

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Harga Bitcoin sempat mengalami apresiasi hingga menyentuh $105,000 setelah muncul berita tentang kesepakatan tarif antara Amerika Serikat dan China. 

Namun, sentimen itu hanya memperkuat sementara. Ketidakpastian makroekonomi tetap membayangi, termasuk inflasi tinggi dan pelemahan ketenagakerjaan. 

Di sisi lain, usulan kenaikan debt ceiling sebesar $4 triliun menambah dinamika nan memengaruhi arah pasar. Apakah Bitcoin tetap mempunyai ruang untuk apresiasi lebih lanjut, alias justru berisiko terkoreksi lebih dalam?

Ketidakpastian Sentimen Global 

Kabar soal kesepakatan tarif selama 90 hari antara Amerika Serikat dan China memang sempat membawa sentimen positf ke pasar keuangan. 

AS menurunkan tarif dari 145% menjadi 30%, sementara China memangkasnya dari 125% menjadi 10%. Tambahan tarif jawaban nan sempat diberlakukan juga dicabut. 

Keputusan tersebut diambil usai pertemuan dua hari di Jenewa, nan untuk sementara menurunkan ketegangan geopolitik antara dua kekuatan ekonomi besar.

Pasar langsung bereaksi. Indeks S&P 500 naik 3.3%, Nasdaq naik 4.4%, dan dolar AS menguat terhadap yen dan franc Swiss. 

Komoditas seperti emas justru terkoreksi 3% lantaran penanammodal mulai beranjak ke aset berisiko. Bitcoin ikut terdorong, sempat menyentuh $105,000, namun kemudian kembali ke $102,000. 

Data ini memperlihatkan bahwa sentimen penanammodal tetap rentan dan sangat tergantung pada buletin jangka pendek.

Namun di kembali euforia sesaat itu, situasi ekonomi Amerika Serikat belum betul-betul membaik. Inflasi tetap berada di atas sasaran Federal Reserve. Data ketenagakerjaan juga menunjukkan tanda perlambatan. 

Tingkat pengangguran naik dari 4% menjadi 4.2% dalam dua bulan terakhir. Konsumsi masyarakat mulai melemah, dan gangguan pada rantai pasok belum sepenuhnya pulih. 

Artinya, tekanan pada ekonomi tetap nyata dan bisa sewaktu-waktu memicu peralihan kembali ke aset lindung nilai.

Reaksi nilai Bitcoin dalam konteks ini mencerminkan sensitivitas pasar terhadap kebijakan. Apresiasi singkatnya menunjukkan bahwa para pelaku pasar tetap optimis terhadap narasi makro, tetapi belum mempunyai kepercayaan penuh bakal keberlanjutan kondisi positif tersebut. Apalagi, jika situasi dunia kembali memburuk, koreksi bisa kembali terjadi.

Analisis Harga Bitcoin Berdasarkan Debt Ceiling 

Di luar rumor perdagangan, perdebatan mengenai kebijakan fiskal di Amerika Serikat juga menjadi sorotan utama. Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan pemisah atas utang sebesar $4 triliun, apalagi $5 triliun. 

Jika disetujui, langkah ini bakal memungkinkan pemerintah melanjutkan pembiayaan program-program fiskal dan mempertahankan kelangsungan anggaran negara.

Kebijakan ini bisa menjadi katalis tambahan bagi likuiditas. Dengan bertambahnya ruang belanja, pemerintah dapat menggelontorkan stimulus tambahan nan secara historis sering berakibat positif pada aset berisiko, termasuk Bitcoin. 

Terlebih lagi, info M2 menunjukkan bahwa suplai duit di pasar terus bertambah, nan mengindikasikan bahwa kondisi likuiditas saat ini tetap longgar.

Namun, ada sisi lain dari kebijakan ini. Semakin besar pembiayaan melalui utang, semakin besar pula akibat terhadap stabilitas fiskal jangka panjang. Jika The Fed tetap akomodatif tanpa mengetatkan kebijakan moneter, akibat inflasi bisa meningkat. 

Sebaliknya, jika suku kembang dinaikkan untuk mengimbangi shopping pemerintah, biaya pinjaman bakal naik dan potensi perlambatan ekonomi bisa semakin besar.

Situasi inilah nan membikin Bitcoin berada dalam posisi krusial. Di satu sisi, sebagai aset dengan pasokan tetap, Bitcoin sering dilihat sebagai lindung nilai terhadap pelemahan nilai mata duit fiat. Tetapi di sisi lain, ketika likuiditas pasar mulai menyusut alias sentimen akibat memburuk, Bitcoin juga rentan terhadap koreksi tajam.

Grafik Harian BTCUSD

Saat ini, pemisah bawah Harga Bitcoin berada di sekitar $100,000 dan telah diuji beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir. 

Selama pemisah bawah ini tetap bertahan, potensi penguatan lanjutan tetap terbuka. Target kebanyakan analis berada pada kisaran $150,000 untuk jangka pendek, terutama jika kondisi likuiditas tetap lenggang dan tidak ada gangguan makroekonomi baru nan besar.

Namun, jika pemisah bawah tersebut kandas dipertahankan, koreksi bisa terjadi secara sigap dan dalam. Terlebih jika pembahasan debt ceiling kembali tersendat alias inflasi menunjukkan peningkatan di atas ekspektasi. 

Maka dari itu, posisi pasar saat ini bisa dikatakan tetap berada di wilayah ketidakpastian tinggi, meskipun dorongan sementara tetap mengarah positif.

Kesimpulan

Fenomena apresiasi nilai Bitcoin nan terjadi baru-baru ini menunjukkan bahwa narasi makro tetap menjadi aspek utama penggerak pasar. 

Kesepakatan tarif dan potensi kenaikan likuiditas akibat kenaikan debt ceiling memang memberi angan terhadap kemungkinan bull market, namun dasar ekonomi dunia belum betul-betul stabil. 

Selama pemisah bawah nilai Bitcoin di $100,000 tetap terjaga, kesempatan apresiasi tetap terbuka. Namun, kewaspadaan tetap dibutuhkan lantaran akibat koreksi akibat tekanan makro tetap tinggi.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya
Sumber Crypto Harian
Crypto Harian