XRP sedang berada di salah satu fase paling menentukan dalam beberapa tahun terakhir. Di satu sisi, sentimen institusional semakin menguat setelah peluncuran beragam produk investasi seperti ETF, nan menegaskan posisi XRP sebagai aset nan relevan bagi lembaga finansial besar.
Namun di sisi lain, pergerakan nilai dalam beberapa pekan terakhir memperlihatkan tekanan kuat nan membikin para trader mulai cemas apakah koreksi nilai nan terjadi hanyalah fase sementara alias sinyal awal dari perubahan struktur pasar nan lebih dalam.

Di tengah kondisi pasar mata uang digital nan melemah, muncul pula pandangan baru bahwa masa depan XRP mungkin semakin bergeser ke arah kendali institusi. Semua dinamika ini membikin penanammodal bertanya apakah lembaga betul benar bakal menjadi aspek penentu bagi masa depan XRP.
Pembahasan mengenai kekuasaan lembaga terhadap XRP kembali mencuat setelah analis dan software engineer Vincent Van Code menyampaikan pandangan cukup kontroversial.
Menurutnya, menjelang akhir dasawarsa ini, XRP mungkin tidak lagi mudah diakses oleh penanammodal ritel seperti saat ini.

Ia menilai bahwa XRP perlahan bergerak menuju kegunaan aset wholesale, digunakan terutama oleh lembaga finansial besar untuk kebutuhan settlement, penyimpanan nilai dalam jumlah besar, hingga penyelesaian lintas negara.
Saat ini terdapat sekitar 65.2 miliar XRP nan beredar, sementara total jumlah persediaan XRP berada di nomor 100 miliar. Dengan lebih dari 14 juta sudah terbakar, jumlah persediaan nan tersisa menjadi semakin terbatas.
Van Code beranggapan bahwa sebelum sisa persediaan tersebut masuk ke pasar ritel, struktur distribusinya kemungkinan sudah bergeser, mengarah pada kekuasaan lembaga melalui sistem investasi seperti ETF, trust, alias produk terstruktur lain.
Artinya, akses ritel bisa semakin terbatas seiring pengedaran persediaan beranjak ke entitas berskala besar.
Pandangan itu makin menguat setelah Bitwise secara resmi meluncurkan spot XRP ETF di New York Stock Exchange. ETF tersebut bakal diperdagangkan dengan ticker “XRP”, menambah kejelasan bahwa permintaan institusional sekarang mempunyai jalur baru dan lebih terukur.
Bitwise menyoroti kelebihan XRP dalam biaya transaksi nan rendah, volume tinggi, serta efisiensi jaringan nan telah teruji bertahun tahun.
Dengan sasaran pasar lintas negara berbobot ratusan triliun dolar, XRP dipandang mempunyai posisi unik sebagai aset pendukung settlement global.
Walau demikian, menariknya, peluncuran ETF tidak serta merta mendorong apresiasi harga. Data menunjukkan bahwa dalam tujuh hari terakhir, XRP mencatatkan koreksi nilai lebih dari 15%.
Hal ini menandakan bahwa sentimen institusional belum cukup kuat untuk menahan tekanan pasar secara keseluruhan.
Namun dalam konteks jangka panjang, keberadaan ETF membuka kesempatan baru bagi peningkatan permintaan dari manajer aset, desk likuiditas, dan lembaga finansial lain nan memerlukan eksposur terhadap XRP.
Dari sisi struktur persediaan, para analis sebelumnya sempat mengkaji gimana nilai XRP dapat bereaksi jika sebagian besar persediaan beranjak tangan ke institusi.
Jika sekitar 80% persediaan terserap lembaga keuangan, maka jumlah XRP nan beredar di pasar ritel bakal sangat terbatas.
Kondisi seperti ini secara teori dapat menciptakan dorongan nilai signifikan dalam jangka panjang lantaran persediaan nan semakin ketat.
Van Code sendiri tidak memberikan proyeksi harga, namun implikasinya jelas, ialah konsentrasi persediaan nan tinggi di tangan lembaga dapat mengubah dinamika nilai XRP secara struktural.
Dengan kata lain, masa depan XRP mungkin bakal dibentuk oleh dua kekuatan. Pertama, kegunaan XRP sebagai aset settlement bagi industri finansial global.
Kedua, pengaruh lembaga terhadap persediaan dan arus modal. Apakah perubahan itu menguntungkan penanammodal ritel alias justru membatasi kesempatan mereka, ini tetap menjadi perdebatan terbuka.
Namun jelas bahwa kekuasaan lembaga bakal semakin besar dalam beberapa tahun ke depan.
Sementara sentimen institusional berkembang, pergerakan nilai XRP saat ini justru menunjukkan tekanan kuat.
Harga telah menyentuh wilayah nilai $2 setelah mengalami koreksi mingguan lebih dari 16%. Kondisi pasar mata uang digital secara keseluruhan juga sedang melemah, dengan indeks Fear and Greed turun ke nomor 15, memperlihatkan rasa takut nan semakin dalam di kalangan investor.
Volatilitas meningkat, terlihat dari kenaikan volume perdagangan harian sebesar 27%, nan mencerminkan peningkatan aktivitas di tengah tekanan jual.
Meski ETF XRP baru saja diluncurkan di Amerika Serikat, arus modal belum memberi dorongan positif untuk mengimbangi koreksi harga.
Tekanan lain muncul dari perjanjian berjangka XRP. Open interest alias nilai posisi terbuka sekarang berada di titik terendah sejak November tahun lalu.
Kondisi ini biasanya menggambarkan menurunnya minat dari trader derivatif, nan berfaedah ketidakpastian alias kurangnya kepercayaan bakal potensi apresiasi nilai dalam jangka pendek.
Grafik Harian XRPUSD

Secara teknikal, XRP sempat memantul dari garis tren nan selama ini menjadi penahan koreksi harga. Namun pergerakan tersebut belum memberi pertanda pemulihan nan kuat. Jika tekanan berlanjut, ada potensi nilai kembali menguji wilayah nilai $1.95 sebagai penahan awal.
Jika penahan ini ditembus, wilayah nilai berikutnya berada di sekitar $1.92 hingga $1.88. Lebih jauh dari itu, $1.84 menjadi area krusial untuk menghindari koreksi nilai nan lebih dalam menuju $1.80.
Sebaliknya, untuk membuka kesempatan pemulihan jangka pendek, XRP perlu kembali bergerak di atas wilayah nilai $2.05. Dari sana, barulah ada kesempatan menuju $2.08 dan $2.12.
Namun memandang kondisi pasar saat ini, tekanan jual tetap mendominasi dan potensi pemulihan tetap berjuntai pada apakah trader dapat mempertahankan nilai di atas $2.
Dengan kata lain, meski struktur jangka panjang terlihat menarik lantaran aspek institusional, kondisi jangka pendek tetap penuh tekanan.
Para trader kudu tetap waspada pada pergerakan nilai di wilayah nilai $2 lantaran area ini menjadi titik penentu apakah koreksi nilai bakal meluas alias mereda.
XRP berada di persimpangan krusial antara tekanan pasar jangka pendek dan potensi jangka panjang nan semakin terbentuk oleh peran institusi. Di satu sisi, pergerakan nilai saat ini tetap tertekan oleh koreksi pasar mata uang digital dan melemahnya minat trader.
Namun di sisi lain, perkembangan institusional seperti hadirnya ETF dan prediksi mengenai konsentrasi persediaan di tangan lembaga besar membuka gambaran baru mengenai arah jangka panjang XRP.
Apakah lembaga dapat menyelamatkan XRP alias justru mengubah struktur kepemilikannya secara drastis, waktu nan bakal menjawab. nan jelas, titik kritis nilai di sekitar $2 bakal sangat menentukan langkah selanjutnya bagi para investor.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.
19 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·