Kabar politik di Amerika Serikat kembali menjadi perhatian bumi pada awal Oktober 2025. Ketidakpastian muncul ketika pemerintah resmi menghentikan sebagian besar operasionalnya lantaran kebuntuan anggaran.
Kondisi ini tidak hanya mengguncang ekonomi domestik, tetapi juga menarik perhatian pelaku pasar global.
Menariknya, di saat banyak sektor finansial menghadapi tekanan, Bitcoin justru menunjukkan pergerakan nilai nan berbeda.
Apa Itu Kabar Penutupan Pemerintahan?
Penutupan pemerintahan alias government shutdown adalah peristiwa ketika pemerintah Amerika Serikat kehabisan biaya lantaran Kongres kandas menyepakati rancangan anggaran negara.
Pada 1 Oktober 2025, situasi ini kembali terjadi setelah negosiasi antara Partai Republik dan Partai Demokrat menemui jalan buntu. Akar masalahnya berasal dari perdebatan sengit mengenai pendanaan jasa kesehatan.
Demokrat menolak pengurangan subsidi asuransi dan pemotongan biaya Medicaid, sementara Republik bersikeras pada rancangan anggaran nan dinilai kurang menguntungkan akses publik terhadap kesehatan.
Pertemuan di Gedung Putih sehari sebelum pemisah waktu tidak menghasilkan kompromi, dan dua rancangan undang-undang nan diajukan akhirnya kandas disahkan di Senat.
Akibatnya, pemerintah secara resmi menutup sebagian besar operasionalnya. Jutaan pegawai federal menghadapi ketidakpastian gaji, jasa publik seperti taman nasional dan museum berhenti, dan program support pangan serta pendidikan ikut terganggu.
Layanan krusial seperti keamanan perbatasan, rumah sakit pemerintah, serta pengendalian lampau lintas udara tetap berjalan, tetapi pekerjanya kudu bekerja tanpa bayaran.
Dampak ekonomi cukup nyata. Analis memperkirakan setiap pekan shutdown dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi sekitar 0,1 hingga 0,2 poin persentase. Pada shutdown sebelumnya di 2018–2019, kerugian permanen tercatat mencapai $3 miliar.
Kali ini, ancaman pemutusan hubungan kerja massal membikin tekanan semakin besar. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi masyarakat AS, tetapi juga menimbulkan kegelisahan di pasar global.
Analisis Harga Bitcoin Setelah Kabar Ini
Di tengah krisis politik, pasar mata uang digital menunjukkan respons nan berbeda dibandingkan aset tradisional. Bitcoin mencatat apresiasi nilai signifikan, diperdagangkan di sekitar $118,900 setelah keluar dari area koreksi nan menahan pergerakan nilai sejak pertengahan September.
Data menunjukkan BTC sempat menyentuh $119,455 sebelum kembali terkonsolidasi, memberikan pertanda positif bagi penanammodal nan telah menunggu momentum baru.
Grafik Harian BTCUSD

Salah satu aspek pendorong utama adalah spekulasi mengenai langkah Federal Reserve. Dengan tertundanya rilis info ekonomi krusial seperti nonfarm payrolls akibat shutdown, Fed diperkirakan bakal lebih lenggang dalam kebijakan moneternya.
Beberapa analis memperkirakan adanya pemangkasan suku kembang sebesar 25 pedoman poin pada Oktober, apalagi membuka kesempatan pemotongan lanjutan pada Desember.
Kebijakan ini berpotensi menekan imbal hasil riil, melemahkan dolar AS, dan mendorong minat terhadap aset pengganti seperti Bitcoin.
Selain aspek makro, support institusional juga memberi dorongan kuat. Perusahaan investasi asal Jepang, Metaplanet, baru saja membeli lebih dari 5.200 BTC senilai sekitar $600 juta.
Dengan total kepemilikan lebih dari 30.000 BTC, Metaplanet sekarang masuk dalam daftar perusahaan dengan persediaan Bitcoin terbesar di dunia. Langkah ini semakin memperkuat narasi bahwa Bitcoin berfaedah sebagai aset persediaan nan tahan terhadap gejolak ekonomi tradisional.
Aspek izin di AS turut memperkuat sentimen positif. Senat sedang meninjau patokan baru mengenai pajak aset digital, khususnya pelonggaran patokan Corporate Alternative Minimum Tax (CAMT) nan memungkinkan perusahaan tidak perlu memasukkan untung alias kerugian belum terealisasi dari mata uang digital dalam kalkulasi pajak.
Aturan ini memberi kelegaan bagi perusahaan besar seperti MicroStrategy, nan memegang ratusan ribu BTC.
Secara teknikal, Bitcoin telah memberikan pertanda positif dengan menembus wilayah nilai krusial nan sebelumnya menahan pergerakan.
Jika momentum ini bertahan, sasaran selanjutnya ada di sekitar $120,200, kemudian $122,335, hingga wilayah nilai $124,000 nan menjadi pemisah atas krusial sejak awal tahun.
Apa jika bisa menembus pemisah tersebut, Bitcoin berkesempatan melanjutkan apresiasi menuju $128,000 dalam beberapa pekan mendatang.
Namun, akibat tetap ada. Jika shutdown berjalan lama, dampaknya bisa menekan pasar finansial secara lebih luas, nan mungkin menimbulkan koreksi nilai pada Bitcoin.
Sebaliknya, jika Fed betul-betul memberikan kebijakan longgar, Bitcoin dapat semakin menguat sebagai aset lindung nilai.
Situasi ini membikin penanammodal perlu mengatur strategi dengan hati-hati, baik melalui perdagangan spot maupun instrumen derivatif seperti opsi.
Kesimpulan
Peristiwa penutupan pemerintahan Amerika Serikat pada Oktober 2025 menjadi sorotan global, menciptakan ketidakpastian besar di pasar tradisional.
Namun, Bitcoin justru menunjukkan pergerakan nilai nan positif. Dengan apresiasi ke $118,900, aset digital ini sukses keluar dari area koreksi dan membuka kesempatan menuju wilayah nilai $124,000.
Faktor nan mendorong kenaikan mencakup potensi pelonggaran kebijakan Fed, support institusional nan terus meningkat, serta perubahan izin nan lebih ramah terhadap aset digital.
Meski potensi apresiasi tetap terbuka, penanammodal tetap kudu mewaspadai akibat dari lamanya shutdown dan volatilitas nan mungkin muncul. Bitcoin sekali lagi membuktikan dirinya sebagai aset pengganti nan menarik di tengah ketidakpastian makroekonomi.
Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.