Analisis Harga Bitcoin Pasca Rapat FOMC: Awal dari Koreksi Besar?

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Keputusan pemangkasan suku kembang referensi oleh The Fed sempat memicu euforia, mendorong Bitcoin mendekati $118,000. Namun, optimisme itu sigap mereda, meninggalkan nilai di sekitar $112,000. 

Kini pasar mata uang digital kembali berada di persimpangan, dengan penanammodal diliputi optimisme penuh kehati-hatian. Pertanyaannya, apakah fase stagnasi ini hanya jarak sebelum lonjakan berikutnya, alias awal dari koreksi lebih dalam?

Bitcoin Stagnan Pasca FOMC dan Efek Suku Bunga

Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September menjadi sorotan besar bagi para pelaku pasar kripto. The Fed memangkas suku kembang referensi sebesar 25 pedoman poin, langkah nan semula dianggap bisa memberi dorongan kuat bagi aset berisiko. 

Bitcoin langsung merespons dengan kenaikan ke $118,000, memicu angan bahwa pemangkasan ini menjadi awal dari siklus lenggang nan lebih panjang. Namun, realita tidak seindah ekspektasi.

Pernyataan Jerome Powell, Ketua The Fed, justru menahan euforia pasar. Ia menegaskan bahwa pemangkasan tersebut berkarakter “risk management,” bukan sinyal dimulainya rangkaian pemotongan beruntun. 

Powell menyebut bahwa keputusan selanjutnya bakal dibuat berasas info di setiap pertemuan, nan berfaedah tidak ada agunan adanya pemangkasan lanjutan dalam waktu dekat. 

Sikap hati-hati ini langsung memengaruhi sentimen penanammodal mata uang digital nan sebelumnya sudah terbiasa dengan reli berbasis likuiditas murah.

Akibatnya, Bitcoin kembali melemah ke $114,467 pada Minggu malam, seiring koreksi altcoin besar lain. 

Ethereum turun ke $4,307, XRP melemah ke $2.91, sementara Solana terkoreksi ke $232.5. Kondisi ini menegaskan bahwa pasar mata uang digital sangat sensitif terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat. Bahkan ketika Nasdaq naik setelah keputusan The Fed, Bitcoin justru tertahan.

Menurut Jeff Mei, COO BTSE, pasar mata uang digital bergerak hati-hati lantaran ketidakpastian makro tetap dominan. Pernyataan Powell menegaskan bahwa Fed tidak bakal terburu-buru mengambil langkah besar, sehingga ruang bagi aset berisiko untuk reli tanpa pemisah juga terbatas. 

Rachael Lucas, analis dari BTC Markets, menambahkan bahwa fase bullish nan sempat mendominasi awal tahun mulai kehilangan tenaga. 

Meski begitu, info on-chain menunjukkan penanammodal jangka panjang belum tergesa menjual. Holder tetap tenang, sedangkan trader jangka pendek mulai resah menunggu arah berikutnya.

Fenomena ini menciptakan kondisi nan disebut Lucas sebagai “nervous optimism.” Investor tidak betul-betul takut, namun mereka juga belum cukup percaya untuk mendorong nilai lebih tinggi. 

Banyak nan menunggu breakout krusial di atas $124,000 sebelum menyatakan dimulainya kenaikan baru. Hingga itu terjadi, pasar condong stagnan dalam kisaran terbatas.

Konteks makro juga memperkuat ketidakpastian ini. Data tenaga kerja AS nan melemah menjadi argumen utama The Fed mengambil langkah preventif. 

Namun, inflasi tetap jauh dari sasaran 2%, sehingga ruang untuk pemangkasan garang sangat terbatas. Dengan kombinasi aspek ini, Bitcoin kudu berhadapan dengan realitas bahwa katalis positif jangka pendek tidak selalu sejalan dengan ekspektasi pasar kripto.

Analisis Harga Bitcoin: Potensi Koreksi alias Konsolidasi?

Setelah kehilangan momentum dari euforia FOMC, Bitcoin sekarang diperdagangkan di sekitar $112,000. Tekanan jual perlahan meningkat, terutama lantaran pasar mulai menilai kembali ekspektasi terhadap arah kebijakan moneter AS. 

Grafik Harian BTCUSD

Jika tidak ada pemicu positif, kesempatan penurunan ke bawah $112,000 terbuka lebar. Area ini menjadi pemisah bawah psikologis nan kudu diperhatikan trader dalam jangka pendek.

Pembelian Bitcoin oleh perusahaan seperti Metaplanet, nan sempat menjadi buletin besar, rupanya belum cukup mendorong nilai naik signifikan. Ini menunjukkan bahwa dorongan institusional tetap belum mempunyai kekuatan penuh untuk melawan tekanan makro. 

Tanpa arus masuk besar-besaran dari penanammodal baru alias pengumuman mengambil penting, nilai condong bergerak terbatas.

Secara teknikal, Bitcoin menghadapi tantangan ganda. Di satu sisi, pemisah bawah berada di sekitar $112,000. 

Jika ditembus, potensi penurunan lebih dalam bisa terjadi lantaran tekanan jual bakal meningkat. Di sisi lain, untuk kembali bullish, Bitcoin perlu menembus $118,000 lebih dulu dan selanjutnya $124,000. Breakout di atas $124,000 dianggap sebagai titik krusial nan menandai kelanjutan siklus bullish.

Selain aspek teknikal, agenda makroekonomi pekan ini menjadi perhatian. Rilis info PMI, PCE inflasi, dan shopping individual bakal memberi petunjuk baru bagi pasar. 

Jika info inflasi tetap tinggi, kesempatan The Fed untuk menahan pemangkasan selanjutnya bakal semakin kuat. Hal ini bisa menjadi tekanan tambahan bagi Bitcoin, nan sangat berjuntai pada sentimen likuiditas.

Namun, potensi positif tetap ada. Lucas menilai beberapa katalis bisa mengubah arah pasar dengan cepat, seperti persetujuan ETF spot Bitcoin di wilayah baru, peningkatan permintaan dari korporasi besar, alias apalagi mengambil oleh negara. 

Faktor-faktor eksternal semacam ini bisa menjadi bahan bakar baru untuk reli, meskipun saat ini belum terlihat pemicu konkret.

Bagi penanammodal jangka panjang, situasi sekarang lebih banyak dilihat sebagai fase konsolidasi. Holder tetap menunggu, percaya bahwa esensial Bitcoin tidak berubah. 

Sementara itu, trader jangka pendek menghadapi dilema: ikut memperkuat dalam kisaran sempit alias mengambil akibat menunggu momentum baru. Dengan kondisi dunia nan belum stabil, pilihan strategi bakal sangat menentukan hasil.

Kesimpulan

Pasca rapat FOMC, Bitcoin kembali ke kisaran $114,000 setelah kandas mempertahankan penguatan di atas $118,000. Sikap hati-hati The Fed dan lemahnya sentimen makro membikin pasar mata uang digital terjebak dalam kondisi stagnan. 

Potensi koreksi ke $112,000 tetap terbuka jika tidak ada pemicu baru, sementara breakout di atas $124,000 dibutuhkan untuk menegaskan arah kenaikan selanjutnya. 

Meski tekanan jangka pendek tetap terasa, penanammodal jangka panjang tetap memperkuat dengan kepercayaan pada fundamental. Pekan ini bisa menjadi penentu, dengan info ekonomi AS dan pernyataan pejabat The Fed nan berpotensi memicu volatilitas tinggi di pasar kripto.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata uang digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya
Sumber Crypto Harian
Crypto Harian